Senin, 29 April 2013

obrolan tengah malam

Kemaren malem di kota kecil tempat saya bekerja ada sedikit hiburan. Salah satu produsen rokok menggelar acara konser dan nonton bareng. Saya yang sebenarnya keluar mau cari makan akhirnya ikutan nonton juga, hihi . .
Band-nya lumayan lho, dari Bali, pokoknya band dari Bali paling terkenal
Abis itu lanjut acara nobar BPL, match antara Arsenal VS MU. Berhubung di kosan ga ada tipi, ya udah nonton aja. Baru menit2 awal dah kesenengan si walcott masukin, walau rada2 opset sih, hihi. Teriak2 sendiri, ternyata di samping kiri kanan, depan belakang pendukung munyuk semua, hihi . .

skip skip skip

tepat pukul dua belas malam, saya memutuskan untuk pulang
dan entah nasib sial apa yang menimpa hingga pintu kos2an dah kekunci, hiks...mana besoknya dah hari senin lagi
mungkin si mbak penjaga kosan ngiranya saya dah di dalem kali ya, gara2 motor ditinggal di kosan
setelah berkali2 pintu digedor tak juga nampak yang membukakan, mau di telpon pun nomornya g ada, gara2 hengpong baru di flash, kontaknya belum ke sync, akhirnya saya balik lagi aja ke pusat kota, bingung mau kemana, kuputuskan untuk ke mesjid agung saja, kali aja bisa numpang tidur.

Sesampainya disana, tampaklah dua orang pemuda, saya samperin aja, basa-basi nanyain pintu mesjidnya di kunci engga. eh, ternyata emang di kunci, orang2 juga banyak yg tidur di pinggiran pintu mesjid.
saya urungkan saja niat untuk nginep di mesjid, kalo tidur diluar kan dingin, mana cuman pake kaos doang lagi . .
setelah saya tanya2, ternyata mereka adalah santri pondok pesantren yang lagi ngabur, hihi . .bandel juga ternyata. ceritanya mereka tinggal di asrama yang cukup ketat, ga bisa keluar sembarangan, g boleh bawa barang elektronik. alasannya sih suntuk aja, pengen cari hiburan.
walaupun di pesantren tapi mereka juga belajar KBM seperti anak SMA biasa, jadi sampai siang belajar biasa, sorenya baru belajar materi pondok, jadi ketika lulus bisa dapet 2 ijazah. bahasa pengantar materi pembelajarannya pun pake bahasa arab dan inggris. sadis bener dah, atau emang sistem belajar di ponpes kaya gini yah, hebat lah. Yang di sekolah di sini ternyata banyak juga yang dari luar jawa, ada dari sumatera, kalimantan, tapi yang paling banyak katanya dari Jakarta.
Dua orang yang saya temui tadi udah menginjak tingkat akhir, udah tahun keempat. Memang di pondok tersebut untuk pendidikan setingkat SMA total waktu yang dihabiskan bisa mencapai 5 tahun. rinciannya, tahun pertama untuk penyesuaian, semacam matrikulasi kali ya, tiga tahun berikutnya belajar beneran, dan tahun terakhir adalah pengabdian.

Maksudnya pengabdian disini adalah terjun langsung ke masyarakat, bisa jadi guru di sekolah, jadi pengurus mesjid, bahkan ada yang sampe ke malaysia. pengabdian seperti ini harus dilakukan paling tidak satu tahun, kalo tidak, ijazah tidak bisa diambil.

Walaupun alasan pertama mereka sekolah di tempat tersebut karena permintaan orang tua, tapi seiring dengan berjalannya waktu mereka menyadari bahwa hal tersebut sangat baik, untuk masa depan mereka di dunia, maupun setelahnya.

udah hampir jam dua dini hari, mereka sepertinya sudah mau pulang, saya pun coba balik lagi ke kosan. setelah sampai depan pintu, sambil berdo'a semoga ada yang membukakan, saya ketuk pintu itu perlahan beberapa kali, tidak ada jawaban, gelisah . .
kemudian . .
klik . .pahlawan itu datang, si bibi dengan muka lusuh menahan kantuk membukakan pintu
hurayyyyy . .