Selasa, 11 September 2012

Catatan Ramadhan

Ramadhan telah lewat beberapa minggu.
Diantara kita mungkin ada yang kangen ada juga yang senang.
Saya dapat mengerti kedua-duanya.
Saya kangen ramadhan karena dialah bulan yang paling istimewa dimana pahala dilipatgandakan dan setan dibelenggu.
Terkadang saya juga merasa senang sebab tak perlu lagi menahan hawa nafsu, tak perlu lagi menahan lapar dan haus, dan bisa makan sepuasnya bagai gluttony.

Ada orang yang terus menghidupkan semangat ramadhannya di bulan-bulan berikut dengan tetap rajin beribadah. Tak sedikit pula yang berkebalikan dengannya.
Saya sendiri termasuk yang biasa-biasa saja, ramadhan kemarin, seperti ramadhan sebelum-sebelumnya terasa kurang maksimal.
Tidak khatam qur'an, sholat malam kadang-kadang, terlalu banyak tidur siang.
Entahlah, mungkin saya terlalu optimis masih akan mendapat ramadhan tahun depan.
Mungkin itu dia sebabnya, saya terlalu meremehkan kematian, saya masih merasa sanggup untuk hidup berpuluh tahun kedepan.
Padahal siapa yang tahu . .
Mungkin kalau Alloh ngasih tahu kalo hidup kita tinggal sebulan atau beberapa hari lagi, tentu tak segan kita untuk banyak beribadah, berdakwah dan menuntut ilmu.
Akan segan kita melakukan dosa dan perbuatan yang sia-sia.

Pola pikir seperti itulah mungkin yang harus ditanamkan dalam diri, seperti wasiat Rosul Alloh,

 "Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selama-lamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu (ibadah) seolah-olah kamu akan mati besok pagi" (HR. Imam Al Baihaqi)

Bahkan hadits diatas sudah saya kenal bertahun lamanya.
Kita adalah manusia yang lemah, siapakah diantara kita yang  berani menjamin bahwa esok masih akan bertemu matahari.

Sebelum maut menjemput pergunakanlah waktu untuk beramal sholeh dan saling menasehati dalam kebaikan. 


0 komentar:

Posting Komentar